Pupus sudah harapan. . . sebuah mimpi yang ingin ku kejar, kini hanyalah tinggal abu yang siap diterbangkan oleh angin kemana ia berhembus. Bukannya ana' tak menerima keadaan ini, tapi inikah keadaan yang harus ana' terima? Kalau begini keadaannya maka tidak ada keikhlasan menjalaninya. Bukannya hamba-Mu ini tak mensyukuri atas anugrah yang telah Engkau berikan. Meskipun ana' bisa menajalaninya, tentu ini tidak akan sebaik dari kelihatannya. Disana, ada beberapa orang yang telah ana' kecewakan atas sikap ana', ana' tak tau harus bagaimana lagi? apakah ana' mau menuntut keadaan yang ada? ? ? Disana, ada beberapa orang yang senantiasa mendo'akan ana' dalam setiap langkah ana' dalam setiap tindakan ana', tapi ana' malah melangkah dan bertindak tanpa sepengetahuan mereka. Apaka ana' harus kembali menuntut keadaan? ? ?
Hmm, hidup ini terlalu mudah untuk dijalani, saking mudahnya kita tidak bisa menghadapinya. . . Ana' pun seakan tak memiliki tujuan dan maksud hendak hidup disni. Ana' pun seakan tak berarti tuk selalu berada disini.
Dik, janganlah engkau seperti kakakmu ini. yang seolah tak memiliki tujuan disini, yang selalu ketakutan dengan keadaan yang ada dan selalu saja menyalahkannya. Dik, kalian harus melebihi kakakmu ini. Jika kakakmu ini gagal, maka kalianlah harapan selanjutnya. Akupun aka mendoakan kalian disetiap langkah kalian tuk mencari sesuap ilmu. dan jangan pernah takut dan jangan pula dirimu selalu menyalahkan keadaan ini yang ada.
Tidak ada komentar
Posting Komentar