Entah sudah berapa lama kita tidak saling memberi kabar, sejak terakhir kali kita berbicara melalui telepon genggam dimalam yang dingin dengan waktu TM yang membatasi kita berdua. Entah sudah berapa lama akupun lupa. Mengingat bahwa kau orang yang suka khawatir jika tidak mendapatkan kabar meski hanya sekali, membuatku pusing sendiri memikirkan bagaimana caraku bisa memberimu sebuah kabar jika beberapa situasi yang kualami saja tidak begitu mendukung. Terutama pada alat komunikasi yang kumiliki. Mungkin saat ini kau hanya bisa menggerutu, marah, sensitif dengan situasi sekitarmu dengan berkata "Keningku bisa berkerut sepanjang hari karena cemas, mataku bisa bengkak dan merah seperti kepiting rebus karena menangis, mulutku berbicara seperti bom meledak dan rel kereta api karena marah, bibirku bisa melengkung kebawah karena kecewa..." *
Tapi tidakkah kau ingat kesepakatan yang kita buat diawal kita memulai segalanya? jika tidak, ingat-ingatlah kembali. Bukan berarti saya mengambil ini sebagai pembelaan, hanya saja mengertilah. Terkadang ini tidak seperti yang kita harapakan ketika kita memulainya. Terkadang saya tidak bisa membaca kode yang kau berikan. Terkadang saya tidak bisa langsung memberikan apa yang sedang sangat kau butuhkan. Hanya saja bersabarlah sedikit lebih lama. Sungguh, menyukaiku bukanlah perkara yang mudah dengan sifat yang kumilki. Begitupun juga denganmu, sungguh, menyukaimu pun bukanlah hal yang mudah untuk kulakukan.
Jadi bersabarlah, bersabarlah sedikit lebih lama... meskipun ini bukan hal yang mudah.
#
Tidak ada komentar
Posting Komentar