Mau Ku Apakan Rasa Ini?

"The dreams come slow and goes so fast"
Mimpi-mimpi datang perlahan dan pergi begitu cepat

Saya lupa sebagian cerita dari mimpi semalam, dan entah kenapa harus memimpikan ITU diwaktu yang tidak tepat ini. Bukannya saya tidak mengaharapkannya, hanya saja saya ingin itu hadir dalam suasana yang berbeda. Tapi yang namanya mimpi hanya mimpi, kita bahkan tidak mampu memprediksi kapan datangnya dan mensetting sedemikian rupa alur ceritanya. Kenapa coba itu mimpi harus muncul kalau kita sedang tidak terjaga? Keinginan memang tak selalu selaras dengan keadaan yang ada. Dan entah kenapa seharian ini rasanya membentuk senyum di muka ini terasa amat sulit, ini mikah hasilnya dari itu mimpi? Yang ada ketika kita terbangun rasa dari mimpi ITU masih membekas.

Hei, bagaimana kabarmu? ingin sekali rasanya kubagi rasa yang kudapat ini denganmu. Berusaha mengingatnya dan menceritakan semua padamu... Tapi maukah kau mendengarnya? Jika tidak, sama siapa lagi rasa ini ingin kubagi? Haruskah saya menulisnya, mengabadikan setiap momentnya bahwa saya pernah mengalaminya? Bahkan dengan cara itupun rasa yang didapatkan tidak berkurang banyak.

Memang ada kebahagian yang tersematkan dalam mimpi ITU, dan saya sudah merasakannya. Tapi tidak ada yang spesial ketika saya menikmatinya. Ketika saya merasakannya, didalam mimpi itu saya juga harus merasakan yang namanya kehilangan. Bahkan dalam mimpi sekalipun kita masih bisa merasakannya 2 hal yang berbeda secara bergantian. Apakah didalam mimpi saya sendiri, saya tidak bersikap seperti langit yang menjadi background dua benda angkasa yang silih berganti menerangi bumi?

Entah sampai kapan rasa ini akan berakhir, haruskah rasa ini menemaniku setiap hari dan menjadikannya sahabat karib yang ketika saya merasakannya kembali maka saya mulai terbiasa dengannya? He, ini lebih mirip memandangi langit-langit kamar ketika gelap gulita. Seperti sebuah kesia-siaan, dan kesia-sian itu begitu hampa, sehampa hatimu.

Jadi, sampai kapan rasa ini akan berakhir?