11 Jan 2013

Alhamdulillah, Sendalku (Hampir) Hilang

Eh, sendal (hampir) hilang ko malah bersyukur, :D hehehehe iyyalah, itu bererti masih ada yang suka itu sendalku selain saya. Kejadian ini sudah dua kali menimpa saya di awal tahun ini. 
Pertama, Jum'at lalu ketika saya sedang melaksanakan shloat Jum'at di mesjid yang tidak jauh dari rumah, entah kenapa setelah sholat Jum'at selesai saya masih berleha-leha didalam mesjid (padahal ustadz yang membawa khutbah mengatakan jangan pernah menyianyiakan waktu yang ada) tanpa berdo'a ato semacamnya, sesekali saya mengucapkan kalimat Istighfar sambil mengayunkan badan kedepan dan kebelakang. Setealah melihat sekeliling, jamaah pun sudah bis dihitung jari, sayapun beranjak dari tempat duduk sambil berjalan santai menuju teras mesjid bagian belakang karena disanalah sepasang sendal saya terparkir bersama sendal jamaah lainnya. Setelah sampai di teras, saya pun mencari sendal saya dan alhasil saya tidak melihatnya. Entah kenapa setelah melihat sendal saya tidak ada ditempatnya, sayapun masih berleha-leha diteras mesjid tanpa berinisiatif untuk mencarinya sambil berdiri dan melempar senyuman kepada jamaah yang hendak pulang kerumahnya. Sekitar 5 menit beralalu, mata sayapun tertuju pada sepasang sendal yang hampir mirip dengan sendal saya meskipun ukurannya yang berbeda. Tanpa pikir panjang sayapun memakainya seakan itu adalah sendal saya sendiri. Setelah memakainya sayapun masih berleha-leha seperti sebelumnya yang saya lakukan, entah kenapa hari itu saya begitu berlahe-leha. Ketika sampai di gerbang mesjid, saya melirik kekiri dan kekanan seakan saya tahu, bahwa orang yang memakai sendal saya pasti akan kembali, sayapun menggulung calana panjang saya hingga betis sembari melirik kekanan dan kekiri, tidak lama kemudian datanglah seorang remaja sambil berlari kecil kearah mesjid sambil melihat sepasang sendal yang ia pakai, tanpa pikir panjang sayapun menghampirinya dan melepas sendal yang saya pakai, dan berkata "sendaltami mungkin ini saya pakai?", ia pun melepaskan sendal saya kemudian menurkannya dengan sendalnya kembali dengan mengucapkan Terima Kasih kepadanya dan beerjalan pulang menuju rumah sambil berbicara dalam hati "Alhamdulillah, untung masih naingatki kalau bukan sendalnya na pakai".

Kedua, kejadiannya terulang kembali, tapi ini tidak tertukar dengan sendal orang lain. Intinya sendal saya dibawah pulang sama orang lain. Seperti Jum'at lalu, setelah sholat Jum'at berjamaah sayapun masih berleha-leha didalam mesjid sambil sesekali megucapkan Istigfhar. Setelah sekeliling saya mulai sepi saya beranjak dari tempat duduk hendak pulang kerumah, kali ini saya tidak berleha-laha berjalan keluar. Sesamapainya diteras saya melihat teman serumah saya yang juga ingin pulang. Melihat sendal saya tidak berada ditempatnya, sayapun tertawa kecil sambil beristigfhar dan berkata "Tidak ada sendalku E?". Teman-teman sayapun ikut tertawa dan berkata "Manengka je'e?" "Iyya tidak ada sendalku E!" akhirnya mereka berduapun mencarinya hingga kebelakang mesjid, alhasil
mereka tidak menemukannya. Setelah mereka mencarinya sayapun menyuruh mereka untuk pulang duluan, seperti minggu lalu sayapun mengulang hal yang saya lakukan  saat itu berdiri sambil melempar senyuman kepada jamaah yang hendak pulang kerumahnya. Setelah beberapa menit kini tinggal sepasang sendal yang berada disamping teras mesjid, tapi kali saya tidak memiliki niat untuk memakainya jangankan memakainya menyentuhnya saja tidak. Tidak lama kemudian pemilik sendal itupun keluar sambil melamparkan senyuman ke saya. Melihat didalam mesjid tinggal pengurus mesjid dan beberapa jamaah serta berharap bahwa sendal saya akan dikembalikan oleh orang yang memakainya tak kunjung datang, akhir sayapun makkaje-kaje ato nyeker pulang kerumah dengan PDnya dan menjadi perhatian bagi sesama pengguna jalan lainnya yang sempat meluangkan waktunya untuk melirik saya. Sesampainya dirumah, sayapun mencuci kaki dan dikagetkan dengan pertanyaan teman saya "de'ga musiruntu' yani ko laleng E","ai, de'. Siduppa sisalana kafang" kataku. "na cennyaga sandalamu nafake yani?" lanjutnya, "ha? manengka je E?" kataku sambil tertawa kecil. Tidak lama kemudian terdengar suara motor dari luar, sayapun menghampirinya. Belum juga iya turun dari motornya, ia langsung bertanya "cennyaga sandalamu yyewe?" katanya sambil mengeluarkan sepasang sendal dari bagasi motornya. "ai, bah sandalakku na yetu" jawabku. Kamipun saling menertawakan satu sama lain, karena ternyata dia yang telah kehilangan sendalnya di mesjid, dan memakainya pulang kerumah. :D 
Alhamdulillah, ternyata sendal saya tidak jadi hilang untuk yang kedua kalinya di mesjid, mudah-mudahan  untuk Jum'at selanjutnya tidak begini lagi...... Amin

manengka je'e? = Kenapa bisa?
makkaje-kaje = nyeker
de'ga musiruntu' = tidak bertemu
ko = di
laleng E = jalan
siduppa sisalana kafang = mungkin tidak berpapasan
cennyaga = bukankah
sandala = sendal

Tidak ada komentar

Posting Komentar